29 Desember 2009

CUCI TANGAN DI RS RAWAN TERTULAR BAKTERY

Pakar bakteri menemukan risiko mencuci tangan di rumah sakit bisa meningkatkan risiko infeksi. Ilmuwan menganjurkan perlunya wastafel khusus untuk mencegah virus atau bakteri berpindah dari satu orang ke orang lain saat mencuci tangan di rumah sakit. Menurut bakteriolog Profesor Hugh Pennington, rumah sakit seharusnya menyediakan wastafel tempat mencuci tangan yang dilengkapi dengan sistem infra merah otomatis untuk mencegah virus yang terdapat pada wastafel berpindah dari satu orang ke yang lainnya pada saat mencuci tangan. "Teknologi itu sebenarnya sudah ada sejak lama dan merupakan cara efektif untuk mengontrol infeksi di rumah sakit. Tapi anehnya sampai sekarang sangat jarang rumah sakit yang memakainya, padahal di bandar udara bahkan di tempat penjagalan saja sudah ada," kata Prof Pennington seperti dilansir Telegraph, Selasa (29/12/2009). Data Departemen kesehatan Inggris menunjukkan terjadi peningkatan kasus infeksi di rumah sakit, terutama infeksi bakteri MRSA yang mencapai 509 kasus dan Clostridium difficile sebanyak 6855 kasus pada tahun 2009. Tingginya kasus infeksi yang berasal dari rumah sakit seharusnya bisa menjadi pelajaran untuk bisa meningkatkan fasilitas sanitasi dan higienis di rumah sakit. Berbeda dengan di Inggris, rumah sakit di Skotlandia sudah menyediakan fasilitas ruang isolasi yang dapat mencegah penyebaran mikroorganisme mematikan. "Meskipun beberapa rumah sakit sudah menggunakan sistem desinfektan, tapi hal itu tidak cukup. Bahkan desinfektan hanya akan meningkatkan resistensi (kekebalan) mikroorganisme," jelas Pennington. Selama ini yang menjadi sorotan penularan bakteri di rumah sakit adalah infeksi nosokomial. Infeksi yang terjadi pada pasien selama di rumah sakit atau menggunakan fasilitas kesehatan lain. Penyakit ini tidak ditemukan saat pasien masuk rumah sakit. Ancaman penularan infeksi nosokomial yang terjadi di rumah sakit kini menjadi perhatian serius banyak negara. Data Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat kejadian infeksi di institusi pelayanan kesehatan berkisar 3-21 persen. Sebelumnya, Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih mengatakan masalah infeksi nosokomial akan menjadi perhatian khusus dalam upaya memberikan jaminan kesehatan kepada pasien (patient safety).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar