Orgasme itu berbeda untuk masing-masing orang dan bukan hal yang aneh lagi yang memang sulit untuk didefinisikan. Ahli terapi seksual Paula Hall menjelaskan bagaimana faktor fisik dan emosi terlibat pada pria dan wanita, mengapa kualitas lebih penting daripada kuantitas dan mengapa pura-pura orgasme hanya membuang waktu saja.
Definisi Orgasme
Pada tahun 1953 seorang ahli terapi terkenal mendefinisikannya sebagai “suatu pelepasan dasyat dari ketegangan pada syaraf dan otot”. Masih banyak definisi lain, tetapi kata “ketegangan” paling banyak muncul dari semua yang ada. Yang mana hal ini berarti bahwa ketika Anda melakukan hubungan seksual, Anda akan membebaskan tubuh Anda sehingga Anda dapat merasakan kesenangan dan kepuasan untuk kembali ke aktivitas normal setelah melakukan itu. Benar-benar unik!
Apa yang terjadi pada tubuh kita ketika Orgasme?
Hal-hal teknis yang menciptakan tanda-tanda ini sangatlah menakjubkan.
Jantung Anda akan memompa lebih cepat dan nafas Anda akan menjadi lebih berat untuk menyuplai otot-otot yang sudah tegang ini.
Hormon-hormon seperti endorphin dan oxytocin akan dipompa ke sekitar otak dan tubuh Anda, yang membuat Anda merasa begitu senang.
Darah akan dipompa ke organ seksual Anda untuk menciptakan suatu tekanan yang secara langsung membangkitkan reflek pudendal (kejangnya otot-otot dari organ seksual).
Gerakan reflek ini akan membuat otot dasar panggul Anda akan berkontraksi sebanyak 5 sampai 15 kali dalam interval 0,8 detik. Inilah proses orgasme yang kita tahu.
Dan yang baru saja ditemukan, yaitu adanya pergerakan reaksi pada syaraf yang melewati tulang belakang. Hal ini menjelaskan pada beberapa penderita lumpuh tulang belakang bisa merasakan orgasme.
Apa yang seharusnya dijauhkan dari suatu Orgasme?
Sebuah orgasme seharusnya jangan pernah dijadikan sebagai tujuan utama dari suatu hubungan seksual. Anda tetap merasa punya momen yang menyenangkan dengan pasangan, merasa bergetar, sensual, intim dan penuh cinta, walau tanpa orgasme.Yah memang itu menyenangkan, tetapi kecuali memang tujuan utama Anda adalah hamil orgasme seharusnya bukanlah menjadi satu-satunya tujuan.
Anda tidak bisa membuat seseorang mendapat orgasme. Apa yang bisa Anda lakukan, selain memberikan stimulasi fisik pada pasangan Anda yaitu menciptakan sebuah lingkungan yang aman, nyaman dan penuh kasih sayang untuk mereka yang mana bisa membuat orgasme itu bisa terjadi.
Orgasme tidak melulu berkutat seputar organ seksual. Beberapa orang bahkan mengalami orgasme, tanpa disentuh organ seksualnya. Beberapa orang menggambarkan sensasi ini sebagai suatu rasa “gatal”, sedangkan pada yang lain menggambarkannya sebagai suatu rasa yang menyebar di seluruh badan.
Berpura-pura
Mengapa beberapa orang (pria dan wanita) berpura-pura orgasme? Mungkin orgasme macam ini adalah pertanda keinginan untuk menghentikan seks. Kebanyakan orang melakukan ini untuk menyenangkan pasangannya. Mereka merasa akan mengecewakan pasangannya, kalau mereka tidak orgasme. Daripada berpura-pura, jauh lebih baik ciptakan suatu hubungan di mana jika Anda sedang tidak mood atau kehilangan momentum, Anda dapat mengatakan itu dengan jujur.
Kualitas bukan kuantitas
Kita cenderung memberi pengertian yang salah tentang orgasme pada lingkungan kita. Kebanyakan artikel tentang peningkatan kehidupan seksual lebih fokus pada meningkatkan orgasme atau membuatnya menjadi lebih sering. Tetapi intensitas dari suatu orgasme bukanlah suatu indikasi mutlak dari kepuasan seksual. Jika Anda ingin mendapat suatu orgasme, Anda dapat melakukannya sendiri. Tapi jika Anda ingin suatu kepuasan dalam kehidupan seksual, Anda perlu lebih dari itu.
Dalam terapi psikologis seksual, orang-orang akan diberitahu tentang aturan 2-6-2. Dari 10 kali hubungan seks, kemungkinan dua di antaranya akan fantastis dan membuat pikiran melayang-layang. 6 lainnya lumayan tapi tidak ada yang spesial. Dan 2 sisanya Anda berharap tidak akan diganggu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar