10 Desember 2009

SANDAL KULIT SANG RAJA

Seorang Maharaja akan berkeliling negeri untuk melihat keadaan rakyatnya. Ia memutuskan untuk berjalan kaki saja. Baru beberapa langkah ia berjalan keluar istana, kakinya terluka karena terantuk batu.
Ia berfikir, “ Ternyata jalan-jalan di negeriku ini jelek sekali. Aku harus memperbaikinya …”
Maharaja lalu memanggil seluruh menteri istana. Ia memerintahkan untuk melapisi seluruh permukaan jalan di negerinya dengan kulit sapi yang terbaik. Segera saja para menteri istana sibuk melakukan persiapan-persiapan. Mereka mengumpulkan sapi-sapi dari seluruh negeri.
Di tengah-tengah kesibukan yang luar biasa itu, datanglah seorang pertapa menghadap sang Maharaja. Ia berkata pada Maharaja, “Wahai Paduka, mengapa Paduka hendak membuat sekian banyak kulit sapi untuk melapisi jalan-jalan di negeri ini, padahal sesungguhnya yang Paduka perlukan hanyalah dua potong kulit sapi untuk melapisi telapan kaki Paduka saja…”
Konon, sejak itulah dunia menemukan kulit pelapis telapak kaki yang disebut
“ SANDAL”.
Renungan:
Apa pelajaran berharga dari cerita di atas? Untuk membuat dunia menjadi tempat yang lebih nyaman, kadangkala kita harus mengubah cara pandang kita, hati kita, dan tindakan kita, dan bukan dengan jalan mengubah dunia sesuai keinginan kita.
Kita sering kali keliru menafsirkan dunia. Dalam pikiran kita, kadang dunia kita anggap sebagai milik kita, dimana hanya kita yang hidup didalamnya. Dengan pola pandang seperti itu, kita menjadi sulit bertoleransi, berbagi, atau mengerti orang lain. Kita merasa dunia harus berubah sesuai keinginan kita.
Dan kalau itu tidak terjadi, kita menjadi kecewa dan mengeluh..
Memang jalan kehidupan yang kita tempuh kadang terjal dan berbatu. Manakah yang akan kita pilih: melapisi setiap jalan itu dengan permadani berbulu empuk agar kita tidak pernah merasakan sakit, atau, melapisi hati kita dengan kulit pelapis, sehingga kita dapat mampu bertahan melalui jalan-jalan itu? (motivasi islam)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar